Rabu, 21 Desember 2011

Semua Bisa Menulis


21 Desember 2011

Semua orang bisa menulis, semua orang punya bakat menulis. Gak percaya?? Coba cek buku catatan kalian, itu semua tulisan-tulisan kalian kan??  Hehehehhe, ya memang yang saya maksud bukan tulisan seperti itu. Tapi saya yakin setiap orang punya kemampuan untuk menulis dan tentu jika itu semua ada kemauan.

Saya teringat ketika akan UAS mata kuliah IKD (Ilmu Kealaman Dasar). Malam sebelumnya saya tidak belajar, karena memang tidak ada bahan yang bisa saya pelajari *catatan kuliahnya memang sedikit, heheheh :) (jangan ditiru ya teman-teman), tapi karena sedikit jadi masih ada yang bisa saya baca. Sebelum UAS ada seorang teman bertanya kepada saya. ”neng ngafalkeun teu???”. Saya jawab dengan jujur, ngafalin mah nggak Cuma baca-baca dikit aja, dan hampir semua teman sayapun tidak menghafal. Alibinyapun sama, gak ada catatan, hahahhaa *akh intinya mah marales nyatet (peringatan kembali: jangan ditiru ya teman-teman). UASpun dimulai, soal-soal mulai dibaca. Awalnya saya pikir tidak akan mampu menjawab soal-soal yang ada. Namun di luar dugaan, soal-soalnya cukup mudah karena soal-soal tersebut mempertanyakan pendapat kami mengenai permasalahan lingkungan dan solusi yang diberikan terhadap permasalahan tersebut. Kalau diingat kembali lucu rasanya, menjawab 5 soal pertanyaan dalam waktu 1 jam sebanyak 2 lembar folio bergaris, gak terlalu full tapi terisi penuh dan tentu jawabannya mengarang bebas sesuai dengan pemikiran kami masing-masing. *gak ngarang-ngarang amat juga sih, karena ada referensinya, referensinya ya catatan yang seadanya itu. Ternyata tidak hanya saya yang mengarang bebas, tapi beberapa teman sayapun sama, mengarang bebas dengan referensi seadanya, ya karena memang catatan kami seadanya. *emang pada males nyatet intinya mah. 

Dan saya rasa tidak hanya saya dan teman-teman sekelas saya yang pernah melakukan dan merasakan hal tersebut, tapi teman-teman yang lainpun pasti pernah berada pada posisi tersebut. Bermodal referensi yang seadanya, bisa menuangkan pemikiran dalam bentuk tulisan. Sadar atau tidak sadar itu sudah menunjukan bahwa kita mampu membuat tulisan. Saya yakin semua orang memiliki kemampuan menulis, yang jadi masalahnya adalah apakah kita mau untuk menulis dan berbagi pemikiran serta informasi dengan yang lain atau tidak??. Itu adalah pilihan. Tulisan bisa berupa fiksi, nonfiksi, artikel, artikel ilmiah, berita, jurnal atau bahkan catatan biasa saja. Apapun bentuk tulisannya yang penting bermanfaat. Seperti tulisan pak Kajur CeHa yang mampu menginspirasi para mahasiswanya. (pasti aya nu atoh ^^)

“sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain”, mudah-mudahan dengan tulisan kita, kita bisa menginspirasi dan memberikan manfaat bagi orang lain. Aamiin ^^

Menulis dan Menginpirasi ^^

Note: referensi sangat penting dalam tulisan kita. Referensi bisa berupa hasil bacaan atau bisa juga pengalaman pribadi atau orang lain. Selamat menulis, selamat menginspirasi. Dan yang penting jangan meniru adegan-adegan yang tidak baik dalam catatan ini, heheheheh

Minggu, 11 Desember 2011

Dibalik Cerita Shalat Gerhana


10 Desember 2011

pengenya tulisan ini diposting kemaren, tapi berhubung kuota dan pulsanya abis, ya baru diposting sekarang deh, heheheh. lets chek this out and enjoy you read ^^
Berdasarkan jadwal dan kabar yang beredar, sabtu  tanggal 10 Desember 2011 akan terjandi gerhana bulan, entah gerhana penuh atau lain sebagainya yang jeas itu gerhana bulan. Dari hari jumat sudah tersiar kabar mengenai shalat gerhana, baerdasarkan hasil ijtihad beberapa ormas mengatakan awal gerhana bulan pukul 19.45 wib, mulai takbir ba’da isya dan untuk shalatnya bisa dilaksanakan antara jam 20.30 hingga 23.15 wib. Saya dan beberapa temen kosn berencana untuk melaksanakan shalat gerhana di masjid terdekat dengan kosn, semua antusias dan menyambutnya. 

Rutinitas setelah shalat magrib, saya dan temen-temen kosn selalu makan malam bersama, tak terkecuali malam ini. Di sela-sela makan malam sederhana, kami berencana untuk berangkat shalat gerhana ke masjid terdekat. Masjid terdekat dari kosn kami adalah masji Kifa dan masjid kampus, namun anak-anak sepakat untuk shalat gerhana di masjid Kifa karena tempatnya lebih dekat dan kalau harus ke kampus kami tidak mau ngambil resiko jejeblogan dengan kondisi kampus yang sedang ada pembangunan.
Seorang teman yang pertama bilang untuk shalat di masjid itu jam 21.30 wib dan teman yang satunya lagi bilang jam 20.30 wib. Kami kebingungan mana yang sebenarnya, jam 20.30 atau jam 21.30. setelah makan malam kami melaksanakan isya berjamaah, ketika selesai kami mendengar pengumuman untuk shalat gerhana di masjid kampus sekitar 22 menit lagi, waktu di jam kami masih menunjukan jam 20.08, berarti untuk shalat gerhana adalah jam 20.30. itu pengumumannya yang disampaikan di masjid kampus. Entah untuk masjid kifa kurang terdengar takbir dan tidak ada pengumuman lainnya.

Sekitar 20.22 wib kami menuju tekape (masjid kifa) sesampainya di masjid kami langsung masuk ke space untuk perempuan dan kami melihat banyak anak kecil bermukena, senang dan merasa malu juga. Senang karena sejak usia dini sudah diajarkan beribadah, malunya karena kami kalah sama anak kecil yang datang terlebih dahulu ke masjid. Shaf depan ada ibu-ibu dan beberapa anak kecil shaf kedua ada remaja dan beberapa anak kecil, malam ini masjid memang di dominasi oleh anak kecil usia teka dan esde.

Entah kenapa ketika kami datang, para anak kecil itu berhamburan meninggalkan shafnya, dan ibu-ibupun berlarian kebelakang memberikan space shaf di depan bagi kami yang baru datang, kami senang karena kami bisa berada di shaf terdepan. Tak berapa lama, anak-anak kecil itu mulai hialang dari arena akhwat, ibu-ibu masih khusyuk mendengarkan ceramah. Setelah beberapa saat ketika saya dan teman-temen kosn sedikit berdiskusi, suara bapak-bapak yang berada berdiri di mimbar melantunkan doa penutup majlis, saya kira itu hanya kultum setelah shalat isya, namun perkiraan saya meleset, setelah doa penutup selesai para jamaah bersalaman dan melantunkan shalawat, sontak kami kaget dan timbul pertanyaan “ai shalatna ieu iraha???”. Kami masih kebingungan, layaknya anak ayam yang ditinggalkan iduknya kami celingak-celinguk gak jelas. Saya kebingungan begitupun teman-teman yang lain. Dengan sedikit keheranan saya bertanya pada seorang ibu yang wajahnya familiar bagi kami (si ibu tukang sayur deket kosn).
bu pami netepanna atos rengse???” tanya saya penasaran.
muhun neng, tos tatadi. Sateuacan khutbah tadi

Aissshhhh, malu. Asli malunya gak ketahan. Udah sok iye, datang berlima, ngegelar sejada, minta salah satu jamaah untuk bergeser biar kami yang berlima bisa ada dalam satu shaf, tahunya shalatnya udahan. *gubrag, ternyata ketika kami datang ke masjid ada seorang bapak di mimbar sedang ceramah itu adalah khutbah setelah selesai shalat gerhana bukan kultum setelah shalat isya. 

Sambil menahan malu kami kembali ke kosn, dan melaksanakan shalatnya di kosn. Niat awal pengen ibadah, berjamaah di masjid biar lebih afdol, tahunya ekh keburu udahan. Belum lagi harus nanggung malunya, okelah kalo para ibu-ibunya gak kenal dan gak sering ketemu. Lah ini mah sering ketemu secara ibu-ibu  itu para tetangga kami. Hajuhhhhh.

Malam minggu yang lucu dan penuh ibrah. Senang dan malu, senang rasanya di saat generasi muda lainnya berhangout ria bermalam minggu bersama, ternyata masih ada tunas-tunas bangsa yang sejak usia dini suda diajarkan untuk beribadah. Malu, ya karena kita salah jadwal itu.hahhahaha that is a nice satnite^^