Sabtu, 07 Januari 2012

kita dan sampah


Ketika mendengar kata sampah, maka akan timbul rasa jijik, jorok, bau dan lain sebagainya. Padahal sadar atau tidak sadar, hampir semua sampah yang ada itu dihasilkan oleh aktivitas manusia, baik itu aktivitas makan, minum dan aktivitas lainnya.

Ketika pulang kuliah sore, saya dan beberapa teman agrotek berada dalam satu angkutan umum yang sama. Saat itu kami terjebak macet yang tidak terlalu lama dan tidak terlalu sebentar. Ternyata selidik punya selidik kemacetan itu dikarenakan air yang menggenang jalanan alias banjir. Air yang berada di gorong-gorong pembuangan membludak ke luar hingga ke jalan dan itu semua membuat kemacetan. Ketika kami melihat (melihat dari dalam angkot) ke sumber air  yang membludak ternyata banyak tumpukan sampah yang sedang dibersihkan. Ya, sampah yang mangpet menghalangi laju air di dalam gorong-gorong. Sampah sangat identik sekali sebagai salah satu penyebab banjir. Jakarta yang jika musim penghujan mau tidak mau, suka tidak suka pasti akan merasakan banjir, dan hal yang sama penyebab banjir tersebut adalah gorong-gorongnya yang mangpet karena sampah.

Kembali ke sampah, sampah memang sangat terkesan buruk, bau, penyebab banjir. Namun perlu disadari bahwa sampah-sampah yang ada itu adalah sampah yang dihasilkan oleh kita. Sampah bukanlah permasalahan yang belum ada solusinya, tapi permasalahan yang belum terselesaikan secara tuntas. Jika melihat penanganan permasalahan sampah sebetulnya sudah banyak, seperti bank sampah, mengubah sampah menjadi pupuk kompos, pembangkit listrik tenaga sampah (PLTas) dan solusi lainnya.

Penyelesaian masalah sampah tidak bisa langsung secara besar-besaran namun bisa dilakukan mulai dari diri kita sendiri. Membuang sampah pada tempatnya adalah langkah awal yang bisa kita lakukan. Mungkin bagi kita sampah bungkus permen itu kecil dan dibuang di mana saja tidak jadi masalah, namun jika semua orang  berpikir demikian maka sampah kecil itu akan bertumpuk dan banyak. Seperti kata Aagym, perubahan itu bisa dilakukan dan diawali dengan 3M, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal terkecil dan mulai dari sekarang. Bungkus permen itu memang hal kecil, namun jika kita membuang pada tempatnya akan jauh lebih baik. Jika orang lain tidak bisa melakukannya marilah awali dari diri sendiri dan hal yang terpenting adalah lakukan itu semua dari sekarang, jangan sampai menunda-nunda.

Perubahan itu tidak hanya hal-hal besar saja, namun perubahanpun bisa dilakukan dari hal yang kecil, mudah-mudahan kita bisa menjadi pemuda pencipta perubahan, meskipun perubahan itu hanya sekedar membuang sampah pada tempatnya, namun itu semua mampu memberikan dampak yang luar biasa bagi lingkungan dan tentunya diri kita sendiri.

Salam perubahan ^^